ABSTRAKArtikel ini bertujuan menempatkan dongeng atau sastra anak memiliki fungsi yang sama dengan kritik sastra lainnya, dalam perkembangan sejarah dan kritik sastra Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode deskriptif kualitatif dengan meninjau berbagai sumber pustaka sebagai bahan referensi penulis. Struktur Greimas menjadi teori yang digunakan untuk analisis. Teori itu bertujuan menunjukkan fokus penulis pada tujuan penelitian, yaitu mengkaji semiotik yang berperspektif religiusitas Jawa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua teori struktur Greimas, semiotik Bühler, dan perpektif religiusitas Jawa, saling berimplikasi, serta sesuai dengan misi pengarang dan Pusat Bahasa perihal menumbuhkan budaya literasi pada anak. Kata Kunci: Sastra Anak, Pusat Bahasa, Semiotik, Religiusitas.
Copyrights © 0000