Pendahuluan: Diabetes melitus tipe 2 merupakan kasus diabetes yang paling sering terjadi dan disebabkan oleh beberapa faktor seperti obesitas sentral dan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas III Denpasar Utara. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan 51 responden. Hasil: Hasil uji Lambda pada hubungan obesitas sentral dan kejadian diabetes melitus tipe 2 didapatkan sekitar 29 responden dengan diabetes melitus tipe 2 dan mengalami obesitas sentral dengan nilai p=0,031 (p<0,05), maka H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan obesitas sentral dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas III Denpasar Utara dengan nilai r=0,529 yang menunjukkan korelasi sedang dan arah korelasi positif. Hasil uji Lambda pada hubungan aktivitas fisik dan kejadian diabetes melitus tipe 2 didapatkan hasil 27 responden dengan diabetes melitus tipe 2 dan memiliki aktivitas rendah dengan nilai p=0,04 (p<0,05) maka H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas III Denpasar Utara dengan nilai r=0,529 yang memiliki korelasi sedang dan arah korelasi positif. Diskusi: Penurunan adipose viseral pada obesitas sentral dan aktivitas fisik tinggi dapat meningkatkan sensitifitas reseptor insulin.
Copyrights © 2019