Kampung Batik Semarang adalah salah satu bentuk Adaptive Governance dalam pengembangan komunitas pengrajin batik di Semarang. Bentuk Adaptive Governance yang diterapkan pada Kampung Batik adalah pengembangan ekonomi kreatif. Sebelum Kampung Batik Semarang, komunitas pengrajin batik tumbuh secara tradisional tanpa inovasi baru. Sehingga upaya sulit untuk berkembang secara optimal dan tidak dapat bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep Adaptive Governance yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam pengembangan kampung batik dan mengetahui pengaruh keberadaan kampung batik terhadap perekonomian masyarakat. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, Kampung Katik Semarang memiliki karakteristik keberadaan batik Semarangan dan mural di dinding rumah. Dengan inovasi ini, keberadaan pengrajin batik mulai dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga dapat meningkatkan daya saing dan ekonomi masyarakat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020