Jurnal Penataan Ruang
Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Penataan Ruang 2017

Transformasi Dampak Krisis Ekonomi ke Krisis Lingkungan Binaan oleh Sektor Informal

Sardjito Sardjito (Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember)



Article Info

Publish Date
15 May 2017

Abstract

Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) cenderung diassumsikan sebagai bentuk manifestasi dari “kemiskinan” dalam kawasan perkotaan. Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) memiliki dampak negatif sekaligus dampak positif yang relatif seimbang pengaruhnya terhadap kehidupan perkotaan, hal ini menjadi suatu justifikasi bahwa eksistensi PKL perlu dipertahankan. Untuk itu perlu pemahaman karakteristik PKL guna menata para PKL. Dalam studi identifikasi karakteristik PKL, penulis mencoba mengeksploitasi permasalahan kota yang dibangkitkan (generated) oleh sektor informal khususnya Pedagang Kaki Lima, bahwa telah terjadi suatu pergeseran “paradigma” pandangan terhadap keberadaan PKL, dimana perspektif “dulu” berpandangan bahwa keberadaan PKL sebagai reaksi dari keterpurukan dalam aspek ekonomi yang berbuntut menjamurnya “Sektor Informal”, anggapan yang tumbuh “sekarang” ini adalah bahwa sektor informal telah dianggap sebagai “katup penyelamat” Akan tetapi anggapan tersebut masih perlu dilakukan pengkajian ulang (redifine) dalam memandang PKL, untuk itu tujuan penulisan ini adalah melakukan identifikasi terhadap perubahan sudut pandang para pelaku sektor informal, khususnya PKL dari kegiatan yang sifatnya sementara (temporary) menjadi kegiatan yang menjanjikan keberadaannya (permanent) yang akhirnya berpengaruh terhadap lingkungan binaan di perkotaan. Dalam melakukan identifikasi karakteristik PKL, menggunakan metode pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui teknik wawancara terhadap stakeholders PKL, khususnya terhadap pelaku (pedagang) PKL, kemudian diinterpretasikan untuk dipaparkan secara kualitatif, guna memahami karakteristik kegiatan PKL di wilayah penelitian Hasil studi teridentifikasikan bahwa PKL sebagai suatu “proses” yang dapat menyebabkan terjadinya krisis baru, dimana perubahan (transformasi) PKL sebagai pekerjaan yang bersifat sementara untuk bertahan hidup (survive), beralih ke pembentukan komunitas PKL yang mempunyai kekuatan bersifat latent (hidden power) yang kemudian melakukan “pembenaran” (justification) eksistensi mereka kedalam bentuk “permanen” yang pada akhirnya berimplikasi kepada krisis lingkungan binaan di dalam kawasan kota. Krisis lingkungan antara lain terhadap estetika kota, lingkungan binaan, hak atas lahan, kemacetan lalu lintas sebagai dampak yang ditimbulkan (eksternalitas) dari keberadaan PKL. Oleh karena itu dalam memandang kegiatan PKL, perlu dilihat lebih arif dan bijaksana, bahwa keberadaan PKL sebagai sektor informal perlu penanganan yang khusus, bukan hanya dipandang sebagai sekedar sektor “Informal” tetapi juga sebagai bentuk kegiatan “Formal” yang mampu berpengaruh pada lingkungan binaan.Kata Kunci: PKL, Krisis Lingkungan

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

jpr

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

Jurnal Penataan Ruang (JPR) merupakan jurnal yang dikelola oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia. Tujuan dari Jurnal Penataan Ruang adalah sebagai ...