Studi komunikasi lintas budaya muncul karena didasari ketidakmampuan individu-individu untuk saling memahami pihak lain. Pada konteks pembangunan, fenomena ini bermuara pada perlunya saling mengerti, saling mengetahui, dan saling memahami antar sesama untuk menghindari terjadinya konflik (chaos) atau kesalapahaman. Seringkali, perilaku komunikatif gagal memenuhi tujuan komunikasi tertentu dalam proses pembangunan, sebab mereka tidak memiliki pengetahuan yang dalam mengenat latar belakang budaya pihak lain (mitra berkomunikasinya) Para ilmuwan kemudian mengawinkan "budaya" dan "komunikasi" serta menjadikan komuuikasi lintas budaya sebagai suatu bidang studi yang berperan penting dalam proses pembungunan. Pada sisi lain, selain sebagai alternatif ekonomi. kegiatan ekowisata Juga merupakan usaha melestarikan sumber daya alam dan budaya Sebaliknya keguuan ekowitsata dapat juga menimbulkan efek negatif. yaitu terjadinya degradasi pada . alam dan sosial budaya masyarakatnya. apabila tidak direncanakan dengan balk. Pada posisi inilah, peran komunikasi lintas budaya dapat memainkan perannya sebagai jembatan/penghubung (pomuf) diantara pelaku wtsata dengan warga setempat yang mengkomunikasikan daerahnya sebagal tujuan ekowisata. Komunikasi lintas budaya dalam pengembangan ekowisata pada kawasan ekosistem Leuser menjadi suatu kemestian. Ini karena dalam implementasi pencanangan agenda pembangunan akan selalu berhadapan dengan kondisi realitos kultural suatu masyarakat, maka memahami anatomi kultural menjadi keniscayaan yang kemudian dijadikan dasar utama dalam proses komunikasi lintas budaya sebagai instrumen pembangunan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2018