Pemutusan pemberian kredit pada Koperasi harus memperhitungkan resiko yang dapat mempengaruhi anggota dalam membayar angsuran, karena jika 4 dari 10 anggota mengalami keterlambatan, maka akan berdampak kepada keuangan koperasi, karena piutang yang dihutangkan kurang lancar liquiditasnya dan berdampak kepada tidak tertutupnya target kredit bulanan. Metode untuk penentu kelayakan kredit, dapat diselesaikan dengan Fuzzy AHP, dengan metode ini, hasil dari penilaian kredit bukan hanya memberikan dua jawaban “layak” atau “tidak layak”, tetapi mengukur seberapa besar derajat kelayakan suatu penilaian. Hal tersebutlah yang menjadikan kelebihan dari metode Fuzzy AHP, karena dengan begitu hasil studi kelayakan dapat diranking. Penerapan metode FAHP pada sistem pendukung keputusan pemberian kredit menjadikan penilaian mempunyai dua sisi, yaitu pada sisi kualitatif adalah pada saat sekretaris memberikan studi kelayakan pelanggan, sedangkan pada sisi kuantitatif adalah pada saat Logika matematika Fuzzy membandingkan nilai ke-15 bobot kriteria dibandingkan dengan bobot yang lainnya, sehingga diperoleh suatu angka dengan skala 0–1.
Copyrights © 2018