Bioherbisida menjadi salah satu alternatif pengendalian gulma ramah lingkungan yangdapat digunakan. Gulma Saliara (Lantana camara) merupakan salah satu gulma dominan diperkebunan kelapa sawit, gulma ini memiliki aroma yang khas dan mengandung senyawaalelokimia. Untuk lebih mengoptimalkan pengendalian gulma, dilakukan juga kegiatanpengolahan tanah yang dianggap sebagai metode preventif. Hal ini dikarenakan pengolahantanah dapat memotong biji-biji gulma sehingga gagal berkecambah. Penggunaan bioherbisidadan pengolahan tanah diharapkan dapat menjadi alternatif pengendalian gulma terbaru yanglebih efektif dalam mengendalikan gulma secara pra tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif bahan bioherbisida dan mengetahui efektivitas kegiatan pengolahantanah dalam mengendalikan gulma di areal perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan diKebun Percobaan 2 dan Laboratorium Biologi Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya EdukasiBekasi, mulai bulan April sampai Mei 2017. Penelitian ini disusun dalam rancangan ancaklengkap (RAL) faktorial, faktor pertama adalah pengolahan tanah yang terdiri dari A1 (TanpaOlah Tanah, TOT) dan A2 (Olah Tanah, OT), faktor kedua adalah pemberian bioherbisida yangterdiri dari B1 (Pemberian ekstrak) dan B2 (Tanpa memberikan ekstrak). Setiap kombinasiperlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga terdapat 8 unit percobaan. Data dianalisismenggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% dilanjutkan dengan ujilanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil percobaan menunjukkan bahwa gulma Lantanacamara dapat dijadikan bahan alternatif bioherbisida pra tumbuh untuk pengendalian gulma diareal perkebunan kelapa sawit. Pengolahan tanah dan pemberian bioherbisida Lantana camaratidak berpengaruh nyata terhadap tinggi gulma, jumlah daun dan biomassa gulma. Interaksiantara kedua faktor terlihat pada parameter jumlah daun minggu kedua. Kombinasi perlakuanterbaik terdapat pada perlakuan tanpa olah tanah dengan pemberian ekstrak.
Copyrights © 2018