Desentralisasi fiskal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan dan pelayanan publik daerah, yang selanjutnya akan mendorong ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator yang sering digunakan adalah pertumbuhan ekonomi. Sementara, beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain adalah tingkat konsumsi, investasi, tenaga kerja, dan belanja pemerintah dan daerah perdagangan. Penelitian ini mengadopsi fungsi kerangka estimasi basis produksi. Estimasi empiris dilakukan pada sampel data panel yang terdiri dari 26 pemerintah negara bagian dan saat yang sama data yang tahunan 1992- 2009. Penelitian ini menggunakan 2 model estimasi dan menggunakan pengabungan yang terakhir. Hasil estimasi model I dan II (sebagai representasi indikator pendapatan), menunjukkan hubungan negatif dengan pertumbuhan pendapatan per kapita dan tidak signifikan. Tapi pendapatan dikurangi hibah (Model II) memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan pendapatan per kapita dan tidak signifikan untuk FDI variabel dan DDI, juga memberikan yang hubungan positif tetapi secara statistik tidak signifikan. Untuk impor dan variabel angkatan kerja, mereka juga tidak sesuai dengan hipotesis dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Untuk inflasi dan populasi variabel, mereka sesuai dengan hipotesis dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. Sementara itu, untuk variabel pengangguran, hal ini sesuai dengan hipotesis tetapi juga statistik tidak berpengaruh signifikan. Dalam bersamaan, kebijakan desentralisasi fiskal (untuk seluruh model) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita, yaitu sebagai representasi dari variabel pertumbuhan ekonomi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2013