Penggunaan pestisida kimia sintetik yang tidak rasional dapat menyebabkan pencemaran air, tanah, udara, produk pertanian, keracunan manusia/pekerja, resistensi/resurgensi hama, terbunuhnya hewan bermanfaat, perubahan status hama, dan ledakan hama. Untuk itu dirasa perlu mencari pestisida alternatif untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan . Melalui kegiatan penelitian yang bertahap telah diperoleh produk pestisida yang diesktrak dari sisa-sisa tanaman tembakau rakyat di lapang yaitu ekstrak 1, ekstrak 2, ekstrak 3, dan ekstrak 4.Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2011.Tujuan penelitian untuk memanfaatkan tembakau sebagai bahan aktif pembuatan pestisida nabati.Untuk tiap-tiap ekstrak di buat lima macam konsentrasi, yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, dan 0 (kontrol). Serangga uji yang digunakan adalah hama pengisap daun tembakau Myzus persicae. Masing-masing ulangan dengan 20 serangga uji.Data yang diperoleh dari setiap pengamatan dianalisis menggunakan Analisis Probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat ekstrak daun tembakau yang diuji terbukti menyebabkan toksisitas pada kutu daun tembakau M. persicae. Ekstrak 3 merupakan ekstrak yang paling toksit dibanding 3 ekstrak yang lain. LC50 ekstrak 1, ekstrak 2, ekstrak 3, dan ekstrak 4 berturut-turut 35,53%, 26,93%, 5,08%, dan 5,2%. Kata kunci: Ekstrak tembakau, pestisida botani, M. persicae.
Copyrights © 2015