Dalam mempelajari bahasa Mandarin, penguasaan nada dan kosakata merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan nada memengaruhi arti kata, berbeda nadanya akan berbeda pula arti suatu kata. Kosakata juga berpengaruh besar terhadap penguasaan suatu bahasa karena dengan penguasaan kosakata yang baik maka akan dapat mengkomunikasikan ide dan pikiran, selain dapat memperlancar penguasaan terhadap bahasa Mandarin itu sendiri. Kesalahan dalam mengucapkan nada terjadi karena kesalahan karena transfer dan kesalahan perkembangan pembelajar serta kurangnya pelatihan yang intensif dan praktik penggunaan bahasa Mandarin secara ajeg. Kesalahan karena transfer, sebagaimana diprediksi oleh analisis konstrastif, disebabkan oleh tidak-adanya nada atau intonasi yang berbeda dalam bahasa Indonesiadan kesalahan perkembangan disebabkan oleh proses pemerolehan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing yang berlangsung tahap demi tahap. Untuk membantu mahasiswa mengatasi masalah tersebut pengajar perlu membuat mahasiswa memiliki kesadaran kebahasaan bahwa bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Mandarin dalam hal nada atau intonasi. Pengajar perlu memberikan latihan lebih banyak dalam menggunakan bahasa lisan. Perlu diingat bahwa “drilling” dalam metode audiolingual sampai sekarang tetap merupakan teknik yang efektif bagi pengajaran pengucapan bahasa asing. Faktor-faktor lain yang terkait dengan proses pengajaran perlu diperhatikan, dan bila perlu ditingkatkan kuantitas dan/atau kualitasnya dan dimanfaatkan secara maksimal.
Copyrights © 2015