Sampah kulit pisang yang terdekomposisi menghasilkan lindi dan bau yang busuk, sehingga diperlukan penanganan secara tepat. Salah satu metode pengolahan sampah organik adalah biodrying yang merupakan teknik pengeringan yang mengandalkan aktivitas biologis mikroorganisme baik bakteri ataupun jamur, untuk mengurangi kadar air (moisture content) dari sampah basah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laju alir aerasi terhadap nilai heating value yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan sampai lindi yang dihasilkan habis dengan alat biodrying tipe batch menggunakan 3 buah reaktor dengan massa kulit pisang 1 kg dengan heating value sebesar 163,76 cal/gram dan dengan laju alir aerasi 0,7 L/menit, 1,5 L/menit dan 3 L/menit menghasilkan heating value sebesar 2241,22 cal/gram, 3243,93 cal/gram, dan 4588,18 cal/gram dengan pengumpanan lindi. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar laju alir aerasi dan adanya pengumpanan lindi menyebabkan temperatur semakin tinggi, kandungan air semakin rendah, dan nilai kalor semakin besar.
Copyrights © 2019