Program Revolusi Hijau diakui telah dapat meningkatkan produksi padi, sehingga bangsa Indonesia pernah mencapai swasembada beras pada tahun 1984-1989. Namun disisi lain program revolusi hijau terdapat beberapa persoalan mendasar atau kelemahan – kelemahan, terutama dari sisi ekologi, kesehatan dan sosial budaya. Oleh karena itu dikembangkan kembali Pertanian Organik. Namun faktanya sampai saat ini Pertanian Organik di nilai sangat sulit berkembang, terutama di kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini bertujuan melakukan penggalian Persepsi petani dan identifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan pertanian organik di kabupaten Bengkulu Utara dan menyusun serta memilih strategi pengembangannya. SWOT analisis digunakan untuk menentukan nilai faktor internal-ekternal dan mengembangkan strategi pengembangan pertanian organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai persepsi petani ditinjau dari aspek ekologis pada kategori sedang (2,53), aspek ekonomi dan sosial budaya pada kategori sedang ( 2,51) dan aspek teknis kategori sedang (2,27). Faktor internal dan eksternal berturut-turut adalah 2,74 dan 2.65. Jika dilihat lebih dominan skor faktor kelemahan jauh lebih tinggi (3.81) dibanding faktor kekuatan (3.22). Sebaliknya untuk skor peluang (3.21) lebih kecil dibandingkan dengan skor ancaman (3,41). Berdasarkan hasil matrik IE, kondisi pertanian organik di kabupaten Bengkulu Utara berada pada kuadran IV (WT). Strategi pengembangan pertanian organik yang dipilih adalah penguatan jaringan pemasaran produk organik, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat serta program pengembangan pertanian organik yang sesuai dengan kondisi lokal untuk menjadi produk unggulan daerah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020