This article explores how da’wa communication was carried out by Siti Rayana Hasibuan, a grandmother who became ngaji teacher in Matondang village. Through case study research, da’wa communication is described by explaining the communication's elements adjusted with da’wa context. In addition, historical factor and da’wa process journey are important aspects to describe the da’wa communication of Siti Rayana Hasibuan. The prominent finding of the research is in conducting da'wa communication, Siti Rayana Hasibuan uses more precision than rhetoric and others. Accuracy is intertpresented with discipline, patience, sincerity and sincerity.Artikel ini mengekplorasi tentang bagaimana komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Siti Rayana Hasibuan seorang nenek yang menjadi guru ngaji di desa Matondang. Melalui penelitian studi kasus, komunikasi dakwah dideskripsikan dengan memaparkan unsur-unsur komunikasi yang disesuaikan dengan konteks dakwah yang dilakukan. Selain itu, factor historis dari perjalanan proses dakwah yang dilakukan juga menjadi penting dalam mendeskripsikan komunikasi dakwah Siti Rayana Hasibuan. Temuan menonjol dari penelitian adalah dalam melakukan komunikasi dakwah, Siti Rayana Hasibuan lebih menggunakan keteladanan dibanding retorika dan lainya. Keteladanan diinterprestasikan dengan kedisiplinan, kesabaran, keiklasan serta ketulusan.
Copyrights © 2020