Dalam pengoptimasian jumlah armada angkot di Kabupaten Bogor ini adalah dugaan bahwa jumlah angkot lebih banyak dari yang dibutuhkan pada jam kerja supir angkot maka dengan demikian diduga over-supply yang langsung merugikan supir angkot dikarenakan pendapatan tidak sebanding dengan biaya operasi kendaraan (tidak murah atau mahal) secara tidak langsung juga merugikanpenumpang karena persaingan antar supir angkot merebut penumpang sehingga kinerja angkot menjadi discomfort (tidak nyaman) dan tersendat-sandat (tidak lancar). Melakukan optimasi jumlah armada angkot di masing-masing trayek dengan mempertimbangkan besarnya biaya operasi kendaraan (BOK), pendapatan yang diterima, kendaraan yang tersedia, serta Load Factor. Hasilanalisis jumlah armada optimal angkutan kota di setiap trayek berbeda tergantung dari demand (LF demand terangkut), supply (jumlah kendaraan yang telah tersedia sebelumnya), pendapatan, biaya operasi kendaraan, pembatasan LFBE, dan umur ekonomisnya. Suatu perubahan yang signifikan pada salah satu dari parameter-parameter ini mengakibatkan perubahan pada jumlah armada optimal.Dari lima belas Trayek yang di optimasi, ada 4757 armada yang beroperasi maka dari hasil penelitian perlu dilakukan pengurangan sebesar 60,7 % dari jumlah armada tersebut
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2012