SMP Pangudi Luhur Salatiga is one of the schools that has illustrated diversity, in terms of religion, ethnicity, socio-economy, and gender / gender. This article aims to 1) explain the strengthening of tolerance behavior in social studies learning at SMP Pangudi Luhur Salatiga. 2) Knowing the driving and inhibiting factors in strengthening tolerance behavior in social studies learning at SMP Pangudi Luhur Salatiga. The results of this study found that 1) Strengthening can be carried out in the planning stage through integrating the RPP; Implementation through a number of stimuli so that students become accustomed (response) to tolerant behavior (initial, core and closing; Evaluation in the form of journals that have been made by the teacher. God, humble, good role model, loving others, wise, soft-hearted and enthusiastic and determined. 2) The driving factors include the school environment, learning materials, learning methods, awareness and frequency, while the inhibiting factors are teachers lack of training, poor conditions. suspect, supervision and facilities / infrastructure. SMP Pangudi Luhur Salatiga adalah salah satu sekolah yang telah menggambarkan adanya keberagaman, dari segi agama, etnis, sosial ekonomi, dan jenis kelamin/gender. Artikel ini bertujuan untuk 1) Menjelaskan penguatan perilau toleransi dalam pembelajaran IPS di SMP Pangudi Luhur Salatiga. 2) Mengetahui faktor pendorong dan penghambat dalam penguatan perilaku toleransi dalam pembelajaran IPS di SMP Pangudi Luhur Salatiga. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa 1) Penguatan dapat dilakukan tahap perencanaan melalui pengintegrasian pada RPP; Pelaksanaan melalui beberapa stimulus agar menjadi pembiasaan pada peserta didik (respon) untuk berperilaku toleran (awal, inti dan penutup; Evaluasi berupa jurnal yang telah dibuat oleh guru. Proses pembelajaran IPS di SMP Pangudi Luhur Salatiga juga berpegang pada nilai-nilai kepangudiluhuran seperti percaya pada Tuhan, rendah hati, teladan baik, mencintai sesama, bijaksana, lembut hati dan semangat serta teguh hati. 2) Faktor pendorong diantaranya lingkungan sekolah, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kesadaran dan frekuensi, sedangkan faktor penghambatnya guru kurang dibekali dengan pelatihan, kondisi tak terduga, pengawasan dan sarana/prasarana.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020