Pelaksanaan program pembangunan pertanian membutuhkan peran penyuluh sebagai pendamping yang memiliki kinerja baik. Akan tetapi, penyelenggaraan penyuluhan belum dirancang untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian. Hal ini menyebabkan penyuluh sebagai ujung tombak dan pendamping yang berinteraksi langsung dengan sasaran dan pelaksana program, belum dapat bekerja dengan optimal. Berdasarkan potensi dan kendala yang dihadapi, desain penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Pringsewu pada tahap awal difokuskan pada peningkatan kemampuan pos penyuluhan pedesaan dan kelompok tani sebagai kelas belajar petani dalam upaya mengatasi kekurangan tenaga penyuluh serta meningkatkan kemampuan penyuluh dalam aspek manajemen. Selain sinergitas antar instansi dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian juga diperlukan sinergitas metode penyuluhan yang digunakan.
Copyrights © 2021