Pemuda saat ini adalah calon pemimpin masa depan, mempersiapkan pemimpin masa depan harus dibimbing dan dididik sejak kecil oleh keluarga dan lingkungannya, selain sehat jasmaninya, rohaninya pun harus diisi dengan keimanan dan ketaqwaan yang diajarkan dan dipraktekkan sejak dini. Jatinangor terletak di tempat strategis penyangga Kota Sumedang yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung, beberapa Perguruan Tinggi bergengsi ada di Kecamatan ini, sehingga pergeseran nilai dan norma agama semakin jauh dari koridornya. Amar Ma’ruf Nahi Munkar menjadi kunci dalam berdakwah di kalangan pemuda Karang Taruna. Seiring perubahan zaman, pemuda saat ini tak lagi senang belajar agama atau mengikuti kajian Islam di Masjid. Teknologi canggih telah merenggut waktu mereka untuk menyelami Al-Qur’an dan isinya, belum lagi keluarga yang tidak mengkondisikan mereka untuk belajar agama, semakin sedikitlah pemuda yang aktif belajar agama di Masjid. Fokus penelitian ini adalah bagaimana metode dakwah di kalangan pemuda Karang Taruna Kecamatan Jatinangor. Subyek penelitian adalah pemuda Karang Taruna yang ada di lima Desa Kecamatan Jatinangor. Metode penelitian adalah penelitian lapangan dengan pendekatan sosiologi. Melalui wawancara dan observasi ditemukan bahwa; 1) pemuda Karang Taruna enggan mengaji di Masjid karena belum adanya Ustadz/ Guru mengaji yang sesuai dengan harapan mereka; 2) mereka bisa mengaji dan mengkaji Al Quran tidak terbatas di masjid, bisa di sela-sela kegiatan workshop atau kegiatan lainnya; 3) kajian keislaman yang disampaikan tidak sesuai perubahan zaman dan materi yang disampaikan harusnya bisa menjawab permasalahan saat ini; 4) Pemuda karang taruna memiliki agenda rutin dengan membantu masyarakat yang merupakan bagian dari dakwah bil hal.
Copyrights © 2019