Penelitian ini memanfaatkan model WRF-ARW (Weather Research and Forcasting – Advanced Research WRF) untuk memberikan gambaran mengenai kondisi atmosfer saat kejadian Borneo Vortex. Hasil visualisasi model WRF-ARW pada tanggal 28 Desember 2014 menunjukkan adanya vortex, dimana hal ini menimbulkan belokan angin dan arus konvergen di Laut Cina Selatan, Selat Karimata, dan Kalimantan bagian selatan. Selain itu kondisi atmosfer yang labil dan kelembaban udara yang tinggi saat itu, memicu terbentuknya awan-awan konvektif pada ketiga wilayah tersebut. Uji kehandalan sederhana pada model menunjukkan bahwa secara spasial model mampu memetakan wilayah-wilayah yang terdapat hujan dengan baik namun dari segi intensitas hujan, angka yang dihasilkan oleh model tergolong underestimate jika dibandingkan dengan data TRMM 3B42.
Copyrights © 2017