Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada saat ini menjadi energi terbarukan alternatif yang paling digemari pada saat ini. PLTS merupakan pembangkit yang menggunakan solar sel atau panel surya untuk mendapatkan energi matahari. Indonesia merupakan daerah khatulistiwa, daerah tropis yang selalu mendapatkan sinar matahari dari jam 06.00-17.00. Tetapi kenyataannya jam efektif solar sel tidak seperti itu hal tersebut, dikarenakan posisi pagi atau senja mempengaruhi penerimaan solar sel begitu pula sudut kemiringan cahaya matahari, kondisi berawan, dan mendung. Bahkan pada saat malam hari solar sel sama sekali tidak mendapatkan energi.Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan umpan balik cahaya agar pada saat malam hari dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi ke solar sel agar mendapatkan energi walaupun bukan jam efektif. Caranya memberikan umpan balik berupa lampu LED, lampu LHE dan lampu pijar. Lampu yang digunakan terlebih dahulu dicari lumen yang hampir mendekati dengan daya (P) yang berbeda. Dari tiga jenis lampu tersebut akan diukur tegangan dan arusnya disisi output inverter.Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi pengukuran tegangan (v), arus listrik (I), daya listrik (P) dan intensitas cahaya pada solar sel dengan umpan balik lampu LED, LHE dan pijar melalui inverter serta menganalisa pengukuran tegangan (v), arus listrik (I), daya listrik (P) dan intensitas cahaya pada solar sel dengan umpan balik lampu LED, LHE dan pijar melalui inverterDari hasil pengukuran lampu LHE, LED dan lampi pijar, Intensitas cahaya tegangan, arus dan daya yang dihasilkan yang sangat berpengaruh terhadap kinerja panel surya adalah lampu LHE dibandingkan lampu LED dan pijarl ini disebabkan karena cahaya lampu LHE lebih fokus terarah sedangkan lampu pijar lebih banyak dikonversi ke panas dibandingkan cahaya. Hasil pengukuran yang didapat untuk tegangan paling besar Dari Lampu LHE 7,30 Volt masih di bawah nilai dari hasil penyinaran matahari sebesar 12 v.Kata Kunci : Solar sell, optimalisasi, lhe, led pijar
Copyrights © 2019