Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media

Representasi Perempuan Pada Teks Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Dede Mahmudah (BPPKI JAKARTA)



Article Info

Publish Date
21 Aug 2013

Abstract

This  research  is  to  identify  women’s  representation in  the  rubric  text  about  women  abuseses  in households of “Nah Ini Dia” in The Poskota. This research is a discourse analysis which uses critical paradigm, through qualitatif appoarch. The choice of rubric sample is used with purposive technique. The  analysis  that  is  used  is  critical  discourse  analysis  combine  with  Sara  Mills  methodological analysis. After the analysis is done, the regained conclusion is that in the rubric of “Nah Ini Dia” ,the subject  position  is  mainly  dominated  by  men,  while  women  are  always  in  the  object  position.  The writer positions himself as a man, so that the readers are directed to interpret the content of the text from a man’s point of view. As the result, the rubric text becomes bias in representing women. Women are  only  depicted as  the  triggering factor to  domestic  abuses  done  by  men.  This  context  commonly happens  in  Indonesian  society,  in  which  women  are  identically  addressed  as  victims  of  domestic abuses.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengidentifikasi  representasi  perempuan  pada  teks  pemberitaan kekerasan  terhadap  perempuan  dalam  rumah  tangga  dalam  teks  rubrik  “Nah  Ini  Dia”  di  harian  Pos Kota.  Penelitian  ini  merupakan  analisis  wacana  dengan  menggunakan  paradigma  kritis,  melalui pendekatan  kualitatif.  Pemilihan  sampel  rubrik  dilakukan  menggunakan  teknik  purposive.  Analisis yang  digunakan  adalah  analisis  wacana  kritis  yang  dipadukan  dengan  metode  analisis  Sara  Mills. Setelah  dilakukan  analisis  diperoleh  kesimpulan  bahwa  dalam  rubrik  “Nah  Ini  Dia”  tersebut,  posisi subjek cenderung di dominasi oleh laki-laki, sedangkan perempuan selalu diposisikan sebagai objek. Penulis  memposisikan  dirinya  sebagai  laki-laki,  sehingga  teks  berita  yang  ditampilkan  pun mengarahkan pembaca untuk menafsirkan teks berita dalam artikel tersebut dari sudut pandang lakilaki.  Teks  rubrik  tersebut  menjadi  bias  dalam  merepresentasikan  perempuan.  Perempuan  hanya digambarkan sebagai pemicu tindakan kekerasan dan akhirnya menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh  laki-laki.  Konteks  ini  pun  terlihat  dalam  kehidupan  bermasyarakat  di  Indonesia,  dimana perempuan selalu identik sebagai korban KDRT.

Copyrights © 2012