Kurs merupakan data keuangan suatu negara yang menunjukkan daya beli internasional pada negara yang bersangkutan. Krisis ekonomi global berdampak pada perekonomian yang berpengaruh terhadap kurs menjadi tidak stabil, sehingga mengakibatkan volatilitas dan biasanya memiliki variansi error yang tidak konstan (heteroskedastisitas). Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH) adalah model deret waktu yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas. Namun, model GARCH mengabaikan efek asimetris pada volatilitas, sehingga dikembangkanlah model Glosten Jaganathan Runkle GARCH (GJR-GARCH) yang dapat menangkap pengaruh asimetris pada volatilitas. Penelitian ini menggunakan data kurs harian rupiah terhadap dolar Amerika saat krisis ekonomi yang terjadi pada awal tahun 2018 dan 2020. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki pengaruh asimetris terhadap volatilitas dan memodelkan GJR-GARCH pada return kurs. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh asimetris terhadap volatilitas karena error dari model GARCH(1,1) dengan MAPE sebesar 0,54% tidak berdistribusi normal. Sehingga model yang dapat digunakan adalah GJR-GARCH(1,1) dengan MAPE sebesar 0,39%. Model ini menghasilkan error yang white noise. Model ini juga, mengindikasi terdapat guncangan negatif yang berpengaruh terhadap volatilitas pada return kurs. Hal ini berarti pelemahan rupiah (penguatan dolar AS) akan mengakibatkan volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan penguatan rupiah (pelemahan dolar AS). Kata Kunci : kurs, krisis ekonomi, asimetris, GJR-GARCH
Copyrights © 2021