Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara psychological capital dengan problem focused coping pada guru SLB-C se-Kota Semarang. Problem focused coping merupakan upaya yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi kondisi yang menekan atau stres dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Psychological capital adalah kapasitas positif yang dimiliki oleh individu untuk dapat mengembangkan diri, ditandai dengan adanya self efficacy, optimism, hope, dan resiliency. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 126 guru SLB C yang mengajar anak tunagrahita, dengan sampel 94 guru. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu Skala Psychological Capital (44 aitem dengan α=0,960) dan Skala problem Focused Coping (33 aitem dengan α=0,939). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan problem focused coping pada guru SLB-C se-Kota Semarang (rxy=0,744; p<0,001). Semakin tinggi tingkat psychological capital yang dimiliki oleh guru SLB-C, maka akan semakin tinggi penggunaan problem focused coping, sebaliknya semakin rendah tingkat psychological capital yang dimiliki oleh guru SLB-C maka akan semakin rendah penggunaan problem focused coping. Psychological capital yang dimiliki oleh individu memberikan sumbangan efektif sebesar 55,4% terhadap penggunaan problem focused coping. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020