Peningkatan kualitas produk industri farmasi mendorong tersedianya uji yang akurat dan efisien untuk mendeteksi adanya pirogen. Endotoksin merupakan salah satu dari pirogen yang umumnya ditemukan sebagai kontaminan pada produk obat. Hingga saat ini pengujian pirogen yang digunakan secara umum di Indonesia adalah metode Rabbit Pyrogen Test (RPT) dan Limulus Amebocyte Lysate (LAL). Namun, kedua metode ini memiliki kekurangan yang hampir sama, yaitu penggunaan hewan hidup sebagai bahan uji. Untuk alasan ini, saat ini sedang dikembangkan metode in vitro yang lebih menguntungkan untuk uji pirogen, yaitu dengan Recombinant Factor C (rFC) dan Monocyte Activation Test (MAT). Tujuan dari review ini adalah memberikan pemaparan mengenai kelebihan dan kekurangan metode uji pirogen dan endotoksin yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta kajian penggunaan metode alternatif pada industri farmasi di Indonesia. Diharapkan dengan pemaparan dan kajian yang diberikan dapat digunakan sebagai pertimbangan penggunaan metode uji pirogen dan endotoksin yang lebih efektif dan efisien.
Copyrights © 2020