Masyarakat Suku Tengger melakukan berbagai penggunaan tumbuhan sebagai penyembuhan penyakit. Berdasarkan tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Suku Tengger serta rentannya resistensi antibiotik, maka diperlukan pengembangan obat baru antimikroba yang bersumber dari bahan alam. Tujuan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional pada Suku Tengger yang berpotensi sebagai antimikroba.Penentuan informan pada Suku Tengger dengan snowball sampling selanjutnya dilakukan wawancara semi-structured dengan tipe pertanyaan open-ended. Tumbuhan yang berpotensi sebagai antimikroba mempunyai nilai UV dan ICF mendekati 1, selanjutnya dianalisis menggunakan pendekatan kemotaksonomi. Didapatkan 31 jenis penyakit, 47 tanaman obat dan 60 ramuan tradisional. Terdapat 9 jenis penyakit infeksi mikroba dan 4 tumbuhan obat. Penelitian ini mengevaluasi aktivitas antimikroba dari beberapa tanaman etnomedisin yang digunakan dalam pengobatan Suku Tengger. Aktivitas antimikroba paling baik ditunjukkan pada Aaem tengger (Radicula armoracia Robinson), ganjan (Artemisia vulgaris L.), jambu wer (Prunus persia Zieb & Zucc.) dan lobak tengger (Rapanus raphanistrum L.) dapat menjadi sumber potensial antimikroba baru.
Copyrights © 2020