Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam eksplorasi dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasan data seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan sebenarnya agar lebih mudah dipahami.Struktur geologi pada kondisi geologi bawah permukaan merupakan bagian yang sangat menarik untuk diamati serta direkonstruksi proses keterjadiannya. Struktur geologi merupakan hal yang perlu dianalisis secara objektif dalam berbagai kegiatan yang erat kaitannya dengan pertambangan mulai dari eksplorasi hingga ekploitasi. Lokasi pengambilan data seismik ini terletak di wilayah perairan Aru Barat Daya, Provinsi Maluku Utara pada lintasan 8, lintasan 12, dan lintasan 14. Lintasan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan survey Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu menjelaskan data-data yang digunakan kemudian dilakukan analisa terhadap data-data tersebut. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Proses analisa yang dilakukan adalah interpretasi penampang seismik meliputi interpretasi horison pada pola refleksi, struktur geologi yang nampak, serta fenomena-fenomena geologi pada daerah penelitian. Analisa juga dilakukan pada peta bathymetri yang didapat selama proses penelitian di lapangan. Pada hasil interpretasi menunjukan bahwa arah strike sesar normal cenderung timur laut barat daya, ini membenarkan hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa pada bagian barat kepulauan Aru terdapat cekungan Aru yang merupakan hasil tektonik termuda yang runtuh pada batas barat paparan Arafuru yang berdekatan dengan busur banda. Daerah penelitian merupakan zona tektonik yang komplek dengan ditunjukan dengan fenomena struktur yang ada, serta kenampakan suatu lapisan yang menerus tetapi kemudian mengalami deformasi sehingga mengakibatkan susunan perlapisan menjadi rusak. Berdasarkan data hasil rekam seismik penelitian ini, menunjukan pada kedalaman tersebut memiliki potensi cadangan migas yang kurang, karena struktur yang komplek serta lokasi penelitian merupakan daerah yang telah mengalami deformasi, sehingga menyebabkan lapisan batuan penutup memiliki banyak celah sebagai jalur migrasi migas untuk lolos. Namun dari hasil data pada penelitian ini masih perlu dilakukan penelitian kembali untuk menentukan potensi cadangan migas pada kedalaman di bawahnya. Dilihat dari struktur yang ada pada daerah penelitian ini menunjukan bahwa gaya tektonik mengakibatkan adanya gaya kompresi serta diikuti dengan gaya ekstensi.
Copyrights © 0000