Bhinekha Tunggal Ika Tanhana Darma Mangrwa merupakan karya Mpu Tantular pada sekitar abad ke-14. Kutipan kakawin Jawa Kuna yang termuat dalam Kitab Sutasoma, mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha. Kutipan ini terdapat dalam kitab Sutasoma pupuh 139, bait 5, yang berbunyi: “Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.”Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali. Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal terpecah belah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada keracunan dalam kebenaran. Wujud dari toleransi beragama agama adalah Saling menghormati antar sesama, Saling toleransi dan memahami antar sesama, menjaga kerukunan dan keutuhan tanpa ada perselisihan, kerja bakti, gotong royong, komunikasi dan kesenian tradisional karawitan. Sang Buddha menjelaskan dalam Saraniya dhamma terdapat 6 faktor yang membawa keharmonisan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020