AbstrakEkisistensi pendidikann pesantren pada umumnya adalah untuk tafaqquh fi al-din, dan tentunya pesantren akan berupaya untuk mencapai tujuan tersebut, dan fungsinya pesantren adalah sebagai pewaris para nabi. Adapun tujuan Pesantren Tradisional di Banten ternyata, di tengah-tengah derus modernisasi, Pesantren tetap bisa bertahan (survive) dengan identitasnya sendiri tapi sambil dengan melakukan perubahan-perubahan seperti memadukan system pondok dengan system klasikal. Tulisan ini merupakan kajian mengenai pertumbuhan dan prospek pesantren tradisional yang dihadapai di tengah arus modernisasi khusunya di Banten. Kajian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data dihimpun secara kombinatif dari sumber-sumber pemberitaan di media massa dan fakta-fakta empirik yang dapat diamati. Seiring dengan arus modernisasi pesantren tradisional tetap dipertahankan, namun meski demikian di sisi lain pesantren tradisional tidak boleh tertinggal dengan pengetahuan umum sebagai wujud dari perubahan sosial politik yang ada di daerah Banten. Oleh sebab itu, pesantren tentu akan berpegang teguh terhadap konsep dan ajaran agama, karena dengan agama orang dapat melangkah dengan pijakan yang jelas. Terbentuknya masyarakat yang berbudaya (civil society) adalah manakala pondok pesantren komitmen terhadap nilai-nilai agama. Dengan begitu, di masa yang akan datang diharapkan, bagi pesantren-pesantren tradisional yang masih ada lebih jauh lagi tertinggal, dalam rangka perannya mencetak kader-kader ulama. Untuk itu perlu ditata kembali dan dikembangkan dalam bentuk “Pesantren Unggulan” mulai dari kurikulum dan sistemnya sebagai satu alternatif pengembangan dalam mengisi pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.Kata Kunci : Pendidikan Pesantren, Pondok Pesantren Tradisional, perubahan sosial politik dan Penyatuan kurikulum.
Copyrights © 2021