This writing aims to describe the quantitative and qulitative evidence of the kinship relation between the Ngaju in Pulau Telo (BNgPT) the Bakumpai in the Marabahan (BkM) and the Barangas language in the Alalak Utara (BrAT). The data is secondary data in the form of 200 basic Swadesh vocabularies found in Bahasa dan Peta Bahasa Indonesia (2008) and Bahasa Daerah di Kalimantan Selatan (2012). This writing uses a quantitative approach with lexicostatistical technique followed by a qulitative approach with reconstruction techniques. The result shows a) quantitative evidence that the tree languages have the kinship relation between Ngaju language subfamilyof NgPT:BrAU 71%, BrAU:BkM 77%, and NgPT:BkM 78%; 2) qualitative evidence that the tree languages show a) phoneme innovation: the development of the number of protophonemes 4, 2 vowels retained /u/ and /i/ vowels, /a/ and /e/ experienced innovation; 1 diphtong /ay/ experienced innovation, and 9 consonants experienced innovation, and the rest experienced retention, the lexical innovations discovered are the addition of consonant in the middle and the end, the addition of syllables at the beginning of a word; b) there are missing consonants in the middle and at the end of a word; c) there are replacing/missing consonants at the begining. AbstrakKajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bukti kuantitatif dan kualitatif relasi kekerabatan enklave bahasa Ngaju di Pulau Telo (BNgPT), enklave bahasa Bakumpai di Marabahan (BkM), dan bahasa Barangas di Alalak Utara. Data kajian ini adalah data sekunder berupa 200 kosakata dasar Swadesh yang terdapat pada Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia (2008) dan Bahasa Daerah di Kalimatan Selatan (2012). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik leksikostatistik kemudian dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif dengan teknik rekonstruksi. Dalam penelitian ditemukan (1) bukti kuantitatif bahwa ketiga bahasa tersebut memiliki kaitan subkeluarga bahasa Ngaju dengan persentase kekerabatan NgPT:BrAU 71%, BrAU:BKM 77%, dan NgPT:BkM 78%; (2) bukti kualitatif  bahwa ketiga bahasa tersebut memperlihatkan (a) inovasi fonem: perkembangan jumlah protofonem 4 dan 2 vokal yang mengalami retensi /u/ dan /i/, vokal /a/ dan /e/ mengalami inovasi, 1 diftong /ay/ mengalami inovasi, dan 9 konsonan mengalami inovasi, serta sisanya mengalami retensi, inovasi leksikal yang ditemukan adalah penambahan konsonan di tengah dan di akhir, penambahan suku kata di awal; (b) pelesapan konsonan di tengah, di belakang, dan (c) penggantian/pelesapan konsonan di awal.  
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020