Penetapan tarif berdasarkan INA-CBGs belakangan ini menimbulkan polemik bagi pihak Rumah Sakit, karena dari beberapa kasus, tarif yang diberlakukan mengalami selisih bila dibandingkan dengan tarif sebelumnya. Selisih tarif ini, bisa menjadi keuntungan bagi rumah sakit tetapi bisa pula menambah beban rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan tarif dalam perhitungan menggunakan metode full costing dengan Activity Based Costing (ABC) terhadap claim INA’CBGs pada tindakan hemodialisa. Penelitian ini dilakukan di RSUP X Makassar. Penelitian ini bersifat triangulasi dengan menggunakan data sekunder rumah sakit bulan Juli sampai Desember tahun 2019. Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk menganalisis unit cost tindakan Hemodialisa berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan metode ABC yang bertujuan membandingkannya dengan tarif yang sudah ditetapkan RSUP X Makassar dan tarif INA-CBGs. Metode perhitungan biaya menggunakan metode ABC dengan mengalokasikan biaya langsung dan menghitung biaya dari kegiatan yang terjadi menggunakan cost driver berdasarkan waktu kegiatan. Terjadi perbedaan selisih antara tarif tindakan Hemodialisa dengan metode ABC dengan rumah sakit yang menggunakan metode full costing dan INA’CBGs. Terlihat adanya efisiensi antara tarif dengan metode ABC dengan tarif Full Costing rumah sakit pada biaya operasional dan biaya pemelihaaan. Adapun total selisih antara metode ABC dengan full costing adalah Rp. 138.209. Perhitungan unit cost tindakan hemodialisa dengan metode ABC didapatkan melalui perhitungan komponen biaya berdasarkan SOP meliputi biaya investasi Rp. 98.718,- , biaya operasional Rp. 1.032.678,- dan biaya pemeliharaan Rp. 4.992,- dengan total unit cost Rp. 1.136.388,- . Claim pada INA’CBGs yang dibayarkan kepada rumah sakit adalah Rp. 982.400,- . Berdasarkan hal tersebut maka penting dilakukan penelitian terkait dengan pengkajian ulang metode perhitungan unit cost pada tindakan hemodialisa di RSUP X Makassar.
Copyrights © 2021