Penyakit HIV dapat menimbulkan dampak psikologis pada keluarga pasien, salah satunya masalah mekanisme koping keluarga pasien. Masalah yang sering dihadapi oleh keluarga pasien HIV/AIDS adalah masalah penerimaan diri (self acceptance) keluarga pasien HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara mekanisme koping keluarga dengan penerimaan diri (self acceptance) keluarga pasien HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 33 responden dengan tehnik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai mekanisme koping yang adaptif (72%), memiliki penerimaan diri yang baik (36,3%). Hampir setengahnya responden berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak 10 (30,3%), hampir seluruhnya responden kawin yaitu sebanyak 28 (84,9%), hampir setengahnya responden berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 20 orang (60,5%), sedangkan responden laki-laki yaitu sebanyak 10 orang (30,3%), hampir setengahnya responden Bekerja yaitu sebanyak 19 orang (57,6%), hampir setengahnya responden penghasilan perbulan >1juta yaitu sebanyak 21 orang (63,6%) , hampir setengahnya responden mengetahui anggota keluarganya divonis terinfeksi HIV oleh dokter >1 tahun yaitu sebanyak 20 orang (60,7%). Pada analisis korelasi didapatkan adanya hubungan yang signifikan yang kuat dan searah antara mekanisme koping keluarga dengan penerimaan diri keluarga pasien HIV/AIDS (p=0,002 & p=0,529). Hasil uji menunjukkan responden yang mempunyai mekanisme koping adaptif akan memiliki penerimaan diri (self acceptance ) yang baik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar dapat senantiasa memiliki penerimaan diri (self acceptance ) yang baik pada pasien HIV/AIDS.
Copyrights © 2020