Jumlah penduduk Kota Surabaya dari tahun 2014 sampai 2015 mengalami peningkatan sebesar 4,45%. Lahan pertanian di Kota Surabaya mengalami penyusutan lahan sebesar 75 hektar setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk Kota Surabaya berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan pertanian. Solusinya adalah menerapkan konsep baru urban farming. Hasil optimasi eksisting menghasilkan intensitas tanam sebesar 289% dengan pola tanam padi-palawija-palawija, sedangkan optimasi rencana menghasilkan intensitas tanam sebesar 240% dengan pola tanam palawija-palawija (hidroponik tingkat atas), intensitas tanam sebesar 311% dengan pola tanam palawija-palawija-palawija (hidroponik tingkat bawah), dan budidaya ikan lele sistem bioflok. Kebutuhan air rencana sebesar 3,63x106 liter sedangkan ketersediaan tampungan air total sebesar 3,75x106 liter. Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) eksisting dan rencana masing-masing sebesar 0,09 dan 1,43. Nilai Net Present Value (NPV) eksisting dan rencana masing-masing sebesar Rp.-115.719.410,06 dan Rp. 2.956.052.297,26. Nilai Payback Period (PP) eksisting dan rencana membutuhkan 12,39 tahun dan 1,7 tahun.
Copyrights © 2021