Nowadays, Indo-Pacific becomes one prominent area that has been talked about in the international world. Indo-Pacific has the potential to be a huge regional power. Furthermore, Indo-Pacific has an advantage in terms of strategic maritime zones spreading along the projected area because these zones are the main transit ways of international trade. Being as an international trade route makes Indo-Pacific vulnerable to irresponsible crimes such as sea piracy. Sea piracy cases are rising continuously up to 2.600 cases in the world. Therefore, this issues are very important to discuss and this research comes up with two main questions. First, how will Indo-Pacific behave to face the growing problems of sea piracy? Second, what are the actions that have been and will be implemented by the Indo-Pacific as the result of their attitudes towards sea piracy? To answer those questions, the writers use Neo-Realism theory and two key concepts namely anarchy and balance of power. This research is using qualitative method as the main methodology and focus in study case. The results of this research are there are three points regarding the attitudes and four points regarding the actions of the Indo-Pacific towards sea piracy. There is an unlimited range of options that Indo-Pacific can conduct in terms of sea piracy. Also, there should be an agreement in the international world that sea piracy is a global threat, including the Indo-Pacific.Bahasa Indonesia Abstract: Saat ini, Indo-Pasifik menjadi salah satu kawasan terkemuka yang dibicarakan di dunia internasional. Indo-Pasifik memiliki potensi untuk menjadi kekuatan regional yang besar. Lebih lanjut, Indo-Pasifik memiliki keunggulan dalam hal zona maritim strategis yang tersebar di sepanjang wilayah proyeksi karena zona tersebut merupakan jalur transit utama perdagangan internasional. Jalur strategis dalam perdagangan internasional membuat Indo-Pasifik rentan terhadap kejahatan yang tidak bertanggung jawab seperti pembajakan laut. Kasus pembajakan laut terus meningkat hingga 2.600 kasus di dunia. Oleh karena itu, masalah ini sangat penting untuk dibahas dan penelitian ini muncul dengan dua pertanyaan utama. Pertama, bagaimana sikap Indo-Pasifik menghadapi masalah pembajakan laut yang terus meningkat? Kedua, tindakan apa yang telah dan akan dilakukan Indo-Pasifik sebagai akibat dari sikap mereka terhadap pembajakan laut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori Neo-Realisme dan dua konsep kunci yaitu anarki dan keseimbangan kekuasaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai metodologi utama dan fokus dalam studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga poin mengenai sikap dan empat poin mengenai tindakan Indo-Pasifik terhadap pembajakan laut. Ada pilihan tak terbatas yang dapat dilakukan Indo-Pasifik dalam hal pembajakan laut. Selain itu, harus ada kesepakatan di dunia internasional bahwa pembajakan laut merupakan ancaman global, termasuk Indo-Pasifik.
Copyrights © 2021