Penelitian ini melakukan kajian terhadap MQ TV sebagai satu-satunya televisi lokal nonjaringan yang masih tersisa di kota Bandung. Televisi lokal lainnya seperti STV, IMTV, GarudaTV, BandungTV, PegiaTV telah beralih menjadi televisi berjaringan atau Stasiun Siaran Jaringan (SSJ). MQ TV didirikan tahun 2006 dengan Abdullah Gymnastyar sebagai pemilik atau investor pendiriannya. Pertanyaannya yang muncul adalah bagaimana MQ TV dapat bertahan sebagai media lokal nonjaringan?. Apakah pilihan sebagai TV lokal berbasis agama menjadi kekuatan bagi MQ TV? Melalui focus group discussion dan wawancara mendalam penelitian ini berupaya menggali dan menganalisis keberadaan MQ TV serta tantangan dan peluang yang dimilikinya sebagai media lokal nonjaringan di era digital. Hasil Penelitian menemukan bahwa MQ TV mengalami tantangan yang berat dan sempat terpuruk dengan hanya memiliki lima orang praktisi media yang terus menjaga agar MQ TV terus beroperasi. Terdapat beberapa faktor penting yang mendukung keberlangsungan MQ TV yaitu adanya investor lokal yang berkomitmen terhadap keberadaan MQ TV dan penggunaan media digital yang dapat terus memfasilitasi proses pengumpulan, pengolahan dan distribusi konten di MQ TV. Sementara itu keberlangsungan tersebut juga tidak lepas dari tantangan yang dimiliki seperti masalah keuangan, sumberdaya, dan respon khalayak yang masih terbatas. Adapun salah satu peluang yang menarik adalah penggunaan media digital oleh MQ TV dapat memberikan data terkait kunjungan khalayak pada MQ TV secara digital. Melalui data ini maka MQ TV memiliki data akurat sebagai dasar untuk menawarkan porogramnya pada pengiklan di media digital.
Copyrights © 2021