Perempuan sering dianggap memiliki citra yang dipandang lemah dan tidak pantas untuk terjun ke dunia politik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perempuan dalam komunikasi politik pada pemilihan umum di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal dan pendekatan fenomenologis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah standpoint theory milik Sandra Harding dan Julian T. Wood yang memaparkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perspektif yang terpisah, dan tidak dipandang sebagai sesuatu yang setara. Hasil penelitian diperoleh bahwa: 1) adanya partisipasi politik perempuan dalam komunikasi politik di DIY (partisipasi affirmative action) yaitu menjadi vote getter, menjadi mitra setara bagi laki-laki dalam pengambilan kebijakan yang responsif gender, tegaknya hak asasi perempuan dalam panggung politik daerah; 2) perempuan sebagai komunikator politik dalam pemilihan umum DIY yaitu menjadi media penghubung ke masyarakat dan juga menjembatani kepentingan perempuan secara khusus, dan masyarakat secara umum; 3) faktor yang memengaruhi peran perempuan dalam pemilihan umum DIY yaitu faktor Internal dan eksternal (Empowering Role): tingkat pendidikan, kemandirian ekonomi, nilai budaya dan sistem politik. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk peningkatan pemberdayaan perempuan dalam panggung politik daerah.
Copyrights © 2020