JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang
Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE BINA MARGA 2002 DAN METODE BINA MARGA 2011 (STUDI KASUS : JL. DRS. MOH. HATTA. SUNGAI RENGAS KEC. SUNGAI KAKAP, KAB. KUBU RAYA)

Mahisza Juniarti (Unknown)
Slamet Widodo (Unknown)
- Akhmadali (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2021

Abstract

Direktorat Jenderal Bina Marga selalu melakukan perbaikan mengenai metode untuk perencanaan perkerasan jalan yang selalu dikembangkan dan disempurnakan. Metode Bina Marga 2002 yang berpedoman pada Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B dan Metode Bina Marga 2011 yang berpedoman pada Pedoman Interim Desain Perkerasan Jalan Lentur No.w 002/P/BM/2011. Tujuan dari penelitian ini adalah perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode Bina Marga 2002 dan metode Bina Marga 2011 serta mendapatkan alternative tebal perkerasan untuk studi kasus jalan Drs. Moh. Hatta, Sungai Rengas Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya. Pada kedua metode tersebut terdapat beberapa parameter perencanaan yaitu Reliabilitas (R), nilai penyimpangan normal standar (ZR), deviasi standar (So), koefisien drainase (mi), indeks permukaan (IP), dan koefisien kekuatan relative (a). Perencanaan jalan dibagi menjadi dua segmen yaitu segmen jalan beton dan segmen jalan telford. Jalan Drs. Moh. Hatta merupakan jalan dengan volume lalu lintas rendah. Dengan jumlah CBR tanah dasar sebsesar 1,04%. Sehinga metode yang efektif yang dapat digunakan pada jalan tersebut adalan Metode Bina Marga 2002, dengan tebal lapis perkerasan yaitu lapis HRS-WC setebal 3 cm, HRS Base setebal 4,5 cm, tebal rabat beton 26 cm, tebal batu telford setebal 23 cm serta tanah yang dipadatkan setebal 10 cm.Kata kunci: Metode Bina Marga 2002, Metode Bina Marga 2011, Tebal lapis perkerasan lentur

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

JMHMS

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

Pesatnya perkembangan di dunia pendidikan mengakibatkan peningkatan kebutuhan terhadap bangunan tinggi sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bersumber pada Standar Nasional Indonesia (SNI 1726-2019) mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung ...