<![CDATA[Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di Negara berkembang.. Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan remaja putra. Profil kesehatan Indonesia mencatat penduduk Indonesia yang tergolong usia remaja (10-19 tahun) adalah sekitar 21% (44 juta jiwa) terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan. Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di negara berkembang sekitar 53,7% dari semua remaja putri. Menurut SDKI, Prevalensi penyakit anemia sebanyak 75,9 pada remaja putri. Sementara itu faktor pengetahuan remaja, status gizi, lamanya menstruasi dan pendidikan ibu merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia. Anemia pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktifitas kerja ataupun kemampuan akademis disekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan kosentrasi. Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan dimana tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh menurun mudah terserang penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 02 Rambah Hilir. Jenis penilitian yang digunakan adalah metode analitik korelatif dengan desain penelitian cross sectional dilakukan di SMPN 02 Rambah Hilir dengan jumlah sampel 62 orang dengan memeberikan 20 pertanyaan melalui kuesioner. Analisis penelitian dilakukan dengan uji statistic Chi Square. Hasil penelitian tersebut terdapat hubungan antara status gizi remaja (P value = 0.039 < 0.05) terhadap kejadian anemia pada remaja putri.kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara status gizi remaja terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Saran dalam penelitian ini adalah sekolah hendaknya menyediakan buku bacaan tentang anemia untuk para siswa.]]>
Copyrights © 2020
