AbstractHousehold codes are often characterized by a patriarchal pattern that allows hierarchical relations between husband-wife and parent-child, including in terms of work. The hierarchy creates a condition of ordinationsubordination, which suggests that there are strong and weak parties. This resulted in the idea that the strong owns the weak. Colossians 3:18-4:1criticizes the household rules constructed according to the philosophical views that developed at that time. Using historical-criticism methods, especially textual criticism, namely studies that specialize in research on text or words, this article suggests that the phrase “in God†is a reference for a household code based on an equality principle. This research also reveals that the relationships constructed in Colossians 3:18-4:1 negatethe hierarchical model. AbstrakAturan kerumahtanggaan sering kali diwarnai dengan pola patriarkhi yang mengizinkan adanya hierarki dalam nisbah antara suami-istri dan orang tua-anak, termasuk juga dalam hal bekerja. Hierarki menimbulkan kondisi ordinasi-subordinasi, yang mengesankan ada pihak yang kuat dan lemah, dan dampak yang terjadi adalah munculnya status kepemilikandari yang kuat terhadap yang lemah. Kolose 3:18-4:1 hendak mengkritik aturan kerumahtanggaan yang telah terbangun selama ini akibat pengaruh pandangan filsafati yang berkembang pada saat itu. Dengan menggunakan metode historis-kritis,khususnya kritik teks, yaitu studi yang mengkhususkan pada penelitian terhadap teks atau kata, artikel ini hendak memperlihatkan bahwa aturan kerumahtanggaan dan kerja yang dibangun harus didasarkan pada ekualitas/kesejajaran, dan kata kunci dalam membangun kesejajaran itu adalah frasa “di dalam Tuhanâ€. Penelitian ini menghasilkan sebuah temuan yang menunjukkan bahwa nisbah yang dibangun dalam Kolose 3:18-4:1 mengenai aturan kerumahtanggaan dan kerja “di dalam Tuhan†adalah nisbah yang menafikan hierarki.
Copyrights © 2021