Lahan perkotaan yang terbatas serta kualitas lingkungan yang semakin menurun, mendorong kebutuhan alternatif tempat tinggal. Penggunaan bangunan vertikal secara maksimal diharapkan dapat memperbaiki kualitas tata kota. Berbagai penelitian dilakukan untuk memahami keadaan di rumah susun maupun kondisi fasilitas yang tersedia, namun penelitian sebelumnya fokus pada rumah susun kelas menengah atas. Pada sisi lain, rumah susun (rusun) sederhana sewa memiliki kendala tersendiri jika terjadi laporan kerusakan, meliputi tingkat kerusakan ringan, sedang, dan berat. Perbedaan pandangan terjadi pada sisi pengelola (pemerintah), penghuni, serta biaya sewa perbulan. Birokrasi pemerintah yang cenderung lambat mengarahkan penelitian ini pada responsivitas pengelola terhadap kerusakan bangunan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan uji chi-square. Hasil dari penelitian menunjukkan kerusakan berhubungan dengan pelayanan, khususnya pelayanan informatif oleh petugas rusun. Namun pelayanan informatif tidak diikuti dengan responsivitas tindakan pengelola. Kerusakan yang tidak segera diperbaiki, mengakibatkan kerusakan menjadi semakin parah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021