Prolaps organ panggul adalah permasalahan yang umum terjadi pada wanita usia lanjut. Sekitar 50 % wanita yang pernah bersalin akan mengalami prolaps organ panggul. Risiko seorang wanita akan memerlukan operasi pada usia 80 tahun adalah 11,1 %. Pengangkatan uterus pada prolaps organ panggul, dikombinasikan dengan prosedur pencegahan terjadinya prolaps vagina, dianggap sebagai prosedur utama dalam kasus prolaps organ panggul.Saat ini, wanita dengan prolaps organ panggul lebih memilih teknik operasi dengan mempertahankan uterus karena perubahan gaya hidup, masih ingin mempertahankan fertilitas, dan memahami peranan uterus dan serviks pada fungsi seksual. Penelitian epidemiologi menunjukkan, 20-46% wanita memilih untuk melakukan preservasi uterus. Beberapa teknik operasi transvaginal untuk preservasi uterus pada prolaps organ panggul adalah the Manchester operation, uterosacral ligament fixation, sacrospinous hysteropexy, iliococcygeal suspension, and colpocleisis. Pilihan tekknik yang tepat tergantung pada keadaan umum pasien, adanya penyakit penyerta, indikasi operasi, dan pengalaman operator. Penatalaksanaan prolaps organ panggul dengan sacrospinous hysteropexy efektif dan memiliki risiko yang lebih rendah dalam hal terjadinya rekuren prolaps uterus ataupun operasi berulang pada kompartemen apikal dibandingkan dengan histerektomi vaginal dengan suspensi ligamentum sakrouterina. Sacrospinous hysteropexy merupakan prosedur yang aman dan efektif dalam penatalaksanaan prolaps organ panggul.Kata Kunci: sacrospinous hysteropexy, prolaps organ panggul
Copyrights © 2021