Kasus terduga penistaan agama yang dilakukan oleh bapak Ahok pada tahun 2016 menjadi berita terpopuler sepanjang masa di era digital ini. Kasus tersebutpun berbuntut panjang serta minimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, terutama dikalangan umat Islam. Terlebih lagi, aksi aksi turun jalan yang dilakukan oleh sebagian ormas Islam dituding telah ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu. Segala upaya dilakukan oleh para aktivis agama tersebut untuk memproses Ahok secara hokum, salah satunya adalah penyeruan jihad amar ma’ruf nahi munkar dengan memanfaatkan beberapa media digital yang ada.Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa teori pendekatan (Mix teori) diantaranya adalah teori sosiologi, dakwah dan media sebagai kontruksi sosial dalam penentu tindakan kolektif yang ada ketika aksi bela al qur’an 2016-2019. Pemanfaatan media untuk memobilasi masa dinilai sebagai strategi yang signifikan untuk menumbuhkan rasa solidaritas sosial yang berbuntuk pada aksi masal 2016-2019.Penjebaran penulisan menggunakan deskriptif kualitatif. Artinya menggambarkan realitas yang ada dengan narasi cerita/ mendeskripsikan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, peneliti menemukan beberapa point penting dalam tulisan ini, diantaranya adalah: Media mempunyai peranan yang penting sebagai alat untuk penunjang dakwah. Yang kedua, adanya dunia digital secara tidak langsung akan membentuk komunitas virtual yang tidak menutup kemungkinan adanya rasa solidaritas sosial.
Copyrights © 2021