Kemunculan fotografi merupakan salah satu jalan untuk menggapai cita-cita obyektifitas karena dipercaya mampu menghadirkan kembali realitas visual secara presisi. Imaji fotografi dianggap sebuah jiplakan kenyataan yang berada dalam medium permukaan dua dimensi. Dalam memindahkan imaji tersebut seorang fotografer di bantu dengan piranti mekanis kamera. Namun apakah imaji yang dihasilkan dari proses perekaman tersebut akan selalu obyektif. Apabila kamera mewakili mata fotografer, kemudian imaji yang dihasilkan merupakan medium untuk menyampaikan gagasan dan upaya untuk bercerita maka unsur subyektifitas telah melebur didalamnya. Diperlukan klasifikasi yang jelas terhadap obyektifitas itu sendiri dengan menjabarkan alur realitas dalam perekaman sebuah karya fotografi sehingga ada sebuah ketegasan tentang batasan obyektifitas dalam melihat realitas fotografi.
Copyrights © 2021