Penyakit kulit sangat jarang mengancam nyawa, namun dapat menimbulkan hendaya bagi penderitanya. Proses penuaan menyebabkan perubahan fisiologis, termasuk kulit kering. Pada kulit usia lanjut terjadi penipisan epidermis, penurunan suplai darah, cairan, dan nutrisi ke kulit, melambatnya penyembuhan luka dan respon imun, terganggunya termoregulasi dan berkurangnya jumlah kelenjar minyak dan keringat. Di tingkat selular, terjadi penurunan produksi lipid dan natural moisturizing factor di stratum korneum. Selain itu, pada usia lanjut sering terdapat penyakit-penyakit komorbid yang mempengaruhi penurunan fungsi kulit.. Kulit kering atau xerosis cutis dapat menyebabkan pruritus dan terganggunya kualitas hidup penderita, khususnya usia lanjut. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan tatalaksana holistik untuk mengatasi kulit kering pada usia lanjut.Skin disorders are rarely considered as life-threatening condition, however it may cause disabilities. Aging may cause physiological changes in skin; there will be decreased skin thickness, reduced blood and nutrition supplies, delayed wound healing and immune response, impaired thermoregulation, and atrophy of sebaceous and sweat glands. In cellular level, lipid and natural moisturizing factor production in stratum corneum will be reduced, resulting in dry skin. The comorbidities may further impaired skin function. Dry skin or xerosis cutis may cause pruritus and impairment in patients’ quality of life, especially in elderly. Holistic approach and treatment are needed to manage dry skin in elderly.
Copyrights © 2016