Investigasi tersangka vektor chikungunya telah dilakukan menindaklanjuti laporan kasus dari Dinas Kesehatan OKU Timur dan Puskesmas Batumarta VIII. Sejumlah penduduk yang berasal dari Kecamatan Madang Suku III memiliki gejala-gejala klinis yang mirip dengan gejala penyakit chikungunya. Gejala-gejala yang dominan tersebut diantaranya demam, sakit kepala, nyeri pada sendi dan timbul ruam merah pada kulit.Investigasi ini bertujuan untuk mengetahui indeks larva nyamuk (house index, breteau index, container index dan angka bebas jentik), spesies larva dan jenis-jenis habitat perkembangbiakan vektor. Observasi terhadap larva/pupa Aedes dilaksanakan di 2 desa di Kecamatan Madang Suku III. Metode observasi larva mengacu kepada standar survei larva (Depkes, 2002).Sebanyak 200 rumah berhasil disurvei di kedua desa. Indeks larva (house index, breteau index, container index and angka bebas jentik) yang diperoleh di Desa Bina Amarta berturut-turut sebesar 56%, 87, 23,7% dan 44%, sedangkan di Desa Wanabakti diperoleh indeks larva berturut-turut sebesar 50%, 76, 25,3% dan 50%. Dari genus Aedes, Ae. albopictus ditemukan dominan di kedua desa. Larva Ae. Albopictus banyak ditemukan pada drum, bak dan ember. Besar dugaan jika tersangka vektor chikungunya di Desa Bina Amarta dan Wanabakti adalah Ae. albopictus.
Copyrights © 2020