Abstrak Desa Wawatu memiliki hasil tangkapan ikan yang cukup melimpah. Potensi ini kurang termanfaatkan,  dimana ketika musim panen tiba ikan melimpah, tetapi tidak semua ikan hasil tangkapan termanfaatkan dengan baik, bahkan terbuang karena mengalami kerusakan, sedangkan pada musim paceklik, ikan sulit untuk diperoleh, sehingga masyarakat kekurangan bahan pangan. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Wawatu khususnya wanita suku bajo terhadap penerapan teknologi surimi dan produk turunannya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang dilakukan berupa pemberian materi, pelatihan dan praktek. Hasil data diperoleh bahwa 77,8% peserta pelatihan berprofesi sebagai penjual ikan dan 22,2% sebagai nelayan. Data menunjukkan 56% peserta belum pernah mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan dan 44% sudah pernah. Data peserta yang mengetahui produk surimi, diketahui 50% peserta tidak tahu, 33,3% pernah mendengar tapi tidak mengetahui produknya dan 16,7% mengetahui produk surimi, sedangkan untuk pembuatan produk surimi, kamaboko, bakso ikan, dan nugget ikan 100% peserta belum pernah membuatnya. Olehnya itu pelatihan ini sangat tepat diberikan kepada wanita suku bajo untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Hasil dari pelatihan ini yaitu masyarakat bajo memperoleh peningkatan pengetahuan mengenai penerapan teknologi surimi dan produk turunannya, serta peningkatan keterampilan dengan melakukan praktek pembuatan produk turunan surimi secara langsung.Kata Kunci: Desa Wawatu, surimi, pelatihan, praktek, produk turunan AbstractWawatu village has good potential in fisheries catch products. This potential is not utilized well, when the fish catches are abundant, not all fishes was utilized properly, even wasted due to damage, whereas if fishes was difficult to obtained, so that people lack of protein sources for consumption. The Community Partnership Program (CPP) aims to provide knowledge and skills to the people of Wawatu Village, especially Bajo women, to the application of surimi technology and its derivative products. The program is conducted using action research method consist of giving presentation, training and practice. The results of the data obtained that 77.8% of trainees work as fishmonger and 22.2% as fishermen. Data shows that 56% of participants have never attended a fishery product processing training and 44% ever. The data shows that 50% of participants did not know about surimi, 33.3% had heard but did not know their products and 16.7% knew surimi products, while 100% participant never made surimi, kamaboko, fish meatballs, and fish nuggets. Therefore, this program was very appropriate for bajo women to improve their knowledge and skills. The result of this program is that the Bajo community gets an increased knowledge about surimi technology and derivative products, as well as increased skills by practicing to made of surimi derivative products directly.Keywords: Wawatu Village, surimi, derivate products, training, practice.
Copyrights © 2019