Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keresahan akan realitas diskriminasi, marginalisasi, pelecehan dan kekerasan seksual yang terus saja dialami kaum perempuan hingga kini akibat konstruksi yang salah di tengah masyarakat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran penddikan berbasis eksistensialisme Jean Paul Sartre sebagai sarana pembebasan bagi para perempuan terlebih khusus para pemudi korban kekerasan seksual di GMIM Betlehem Maruasei dan GMIM Galilea Malalayang. Dibantu dengan analisis makna teks 2 Samuel 13:1-22 dalam kajian hermeneutik naratif perspektif feminis untuk mendorong para perempuan agar berani bersuara dan menata kembali kehidupannya. Serta menganalisis upaya-upaya yang telah dilakukan untuk membebaskan para korban kekerasan seksual tersebut. Dari hasil paparan data, temuan dan pembahasan maka diperlukan kesadaran dari gereja, orang tua, pemerintah/masyarakat, dan para perempuan itu sendiri untuk mengerti bahwa setiap perempuan berhak untuk bebas dari segala konstruksi sosial yang mendatangkan penderitaan, diksriminasi dan kekerasan dalam kehidupan para perempuan.
Copyrights © 2021