Industri opak di Pancur Batu ini masih belum menggunakan kemasan untuk memasarkan opaknyasehingga sangat mudah terkontaminasi dan menyerap air kembali kalau udara sekitarnya lembab.Pengeringan juga masih penjemuran langsung dengan matahari.Untuk mengatasi persoalan diatas,perlu dilakukan perbaikan proses pengeringan opak dan diikuti dengan pengemasan opak yangakan dipasarkan. Penerapan iptek yang dilakukan yaitu penjemuran langsung matahari digantisecara bertahap dengan pengeringan surya. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastikyang di paking. Pengeringan opak dengan alat pengering surya dan penjemuran matahari dilakukan pengukuran laju pengeringannya dengan waktu 8 jam dihasilkan opak dengan kadar air masing-masing sebesar 7,6 % dan 9,56%. Setelah 2,5 bulan penyimpanan dengan metode pengemasan yang berbeda opak tersebut dianalisa. Kadar air masing-masing menjadi 11,98% untuk opakyang dikemas dengan pelastik dan 13,72% untuk opak yang dikemas dengan goni biasa. Kadarabu adalah sama sebesar 2,16 (%bk) dan TPC masing-masing sebesar 67,86 dan 95,42koloni/gram. UKM telah memproduksi dan menjual opak ukuran kemasan 200 g dijual dengan hargaRp 2.000,- ukuran 500 g dengan harga Rp 4500,- dan ukuran 1000 g dengan harga Rp 9.000,-.Sangat berbeda jika UKM menjual dengan kemasan goni opak dijual dengan harga Rp 7000,- perkg. Terjadi Peningkatan nilai jual Rp 2.000,-/kg. Pemasaran opak kemasan pelastik UKM perminggu100 kg, jadi kalau penjualan perbulan mencapai 400 kg maka akan diperoleh harga penjualan Rp800.000,-. Jika biaya kemasan 10% dari harga jual yaitu sebesar Rp 360.000,-, akan diperoleh nilaitambah sebesar Rp 440.000,- perbulan.
Copyrights © 2018