Tulisan ini berusaha untuk mengemukakan bahwa gereja merupakan suatu kehadiran teologis-sosial dalam ruang publik, sekaligus juga memberi cara pandang yang lain untuk merumuskan kembali paradigma dan identitas misional Kekristenan (gereja) dalam suatu sistem sosial. Dengan maksud yang demikian, maka penulis mengambil falsafah si tou timou tumou tou dan mapalus dalam rangka membantu gereja untuk merekonstruksi identitas misionalnya sebagai bentuk paradoks atau alternatif terhadap menguatnya individualisme masyarakat/komunitas dalam ruang publik yang disebut Indonesia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020