Aktivitas budidaya ikan air tawar terutama lele sangkuriang (Clarias sp) oleh pembudidaya sering mengalami berbagai hambatan dan kendala. Salah satunya adalah ancaman serangan penyakit ikan baik penyakit infeksius maupun penyakit non infeksius. Pengendalian perkembangan penyakit ektoparasit pada ikan lele sangkuriang (Clarias sp) dengan menerapkan faktor pembatas yaitu konsentrasi oksigen terlarut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kondisi oksigen terlarut pada tingkat prevalensi atau kejadian ektoparasit pada pemeliharaan ikan lele sangkuriang (Clarias sp). Metode perlakuan dengan dua kondisi yaitu aerasi parsial (P) dan aerasi terus menerus selama 24 jam (K). Pemerikasaan ektoparasit dilakukan pada waktu muncul gejala klinis. Pada aerasi parsial menghasilkan oksigen terlarut 1-1,5 ppm dengan tingkat prevalensi ektoparasit 3,3 % - 7,8 % dan kelulusan hidup ikan lele sangkuriang (Clarias sp) antara 76 % sampai 84 % sedangkan pada aerasi terus menerus menghasilkan kelarutan oksigen 4,2 - 4,8 ppm dengan tingkat prevalensi ektoparasit 79,6 % sampai 93,5% dan kelulusan hidup ikan lele sangkuriang (Clarias sp) sebesar 26 % sampai 38%. Pada pemeliharaan ikan lele sangkuriang (Clarias sp) dengan aerasi parsial menghasilkan konsentrasi oksigen terlarut < 2 ppm sehingga dapat menekan berkembangnya ektoparasit pada ikan tersebut.Kata kunci : Ektoparasit, Prevalensi, Ikan lele, Oksigen terlarut
Copyrights © 2021