Corona Virus-19 tidak hanya meninggalkan dampak fisik, namun juga memberikan dampak psikologis bagi penyintasnya. Penyakit ini melahirkan banyak stigma dan diskriminasi para penyintas covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis gambaran stigma covid-19 di Kabupaten Ngawi. Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan studi cross sectional. Populasinya adalah semua penyintas covid-19 di Kabupaten Ngawi dengan jumlah sampel 94 responden dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner stigma yang telah diuji validitas dan reliabilitas dengan hasil 15 item pertanyaan valid dan reliabel dengan nilai chonbach alfa 0,92. Teknik pengujian hipotesis dengan menggunakan One-way ANOVA dan independent t-test. Hasil penelitian ini adalah nilai rata-rata tertinggi adalah stigma eksternal yang dirasakan yaitu 16,47 ± 3,967 (R=7-28). Hasil uji bivariat menunjukkan hasil yang signifikan pada karakteristik usia dengan kekhawatiran pengungkapan (p: 0,027), tingkat pendidikan dengan stigma yang terinternalisasi (p: 0,010), penyakit penyerta dengan stigma eksternal yang dirasakan (p: 0,028), penyakit penyerta dengan total stigma (p:0,041). Kesimpulannya adalah tingginya stigma eksternal yang dirasakan pada penyintas covid-19. Kekhawatiran pengungkapan pada dewasa awal paling tinggi rata-ratanya pada penyintas covid-19. Selain itu penyintas covid dengan pendidikan menengah ke atas berhubungan dengan stigma yang terinternalisasi. Seorang penyintas covid-19 yang memiliki penyakit penyerta berhubungan dengan stigma eksternal yang dirasakan.
Copyrights © 2022