Produksi energi primer di Indonesia pada tahun 2018 yang terdiri dari minyak bumi, gas bumi, batu bara, dan energi terbarukan mencapai 1.504 juta SBM (Setara Barel Minyak). Ketergantungan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) terutama di sektor transportasi masih tinggi. Komitmen global terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, mendorong pemerintah Indonesia untuk mendukung peran energi baru dan terbarukan. Penilaian siklus hidup (LCA) telah menjadi teknik populer yang diterapkan untuk mengevaluasi dampak lingkungan, konsumsi energi dan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dari produksi biofuel. Untuk mengevaluasi dampak siklus hidup biodiesel, banyak tahapan yang harus dipertimbangkan termasuk perubahan penggunaan lahan, perkebunan, milling, pemurnian, konversi bahan bakar. Sudah ada beberapa penelitian yang melaporkan siklus hidup produksi minyak sawit. Namun, sebagian besar masih berfokus pada emisi GRK dan kebutuhan energi. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan menyajikan LCA dengan kategori dampak yang lebih luas dari produksi biodiesel di Indonesia mulai dari fase perkebunan hingga fase produksi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penyumbang utama dampak lingkungan produksi biodisel adalah penggunaan pupuk pada tahap perkebunan dan proses transesterifikasi pada pabrik biodiesel.
Copyrights © 2022